[REVIEW ANIME] PERFECT BLUE

Wota before it was cool itu adalah impresi pada film ini. di tahun politik ini tentu tidak asing dengan satir fanatisme golongan, itulah yang dihadirkan film ini. secara sukses mengubah sudut pandang saya tentang seberapa brutal manusia ketika kehilangan akal sehat mereka.

Perfect blue adalah novel karangan Yoshikazu Takeuchi yang diterbitkan tahun 1991 dan diadaptasi menjadi anime pada tahun 1997 oleh studio MADHOUSE dengan sutradara alm. Satoshi Kon yang juga sukses dengan film Paprika, Tokyo Godfather dan Sennen Joyou. cukup disini saja pembahasan umum, ini bukan website review ngehek. dari pada berlama lama mari langsung kita bahas apa yang membuat film ini sukses besar.

PERFECT BLUE RED

Film ini sebenarnya tidak sebiru itu kecuali adegan pemerkosaan dan photoshoot. dibanding biru, merah lebih mendominasi cerita, merah disini bukan sekedar warna, gradasi atau kilauan terangnya lampu kota. Tapi tekanan dalam film ini menggambarkan dengan betul sebuah ketegangan, ketakutan, kecemasan dan arti sesat itu sendiri. dibanding warna biru yang lebih rileks film ini lebih menggebu gebu seiring semakin hancurnya karakter Mima. tetapi mengapa judulnya Perfect Blue? yah, biru disini bisa saya definisikan sebagai apa yang hendak mima capai sepanjang film.

Fair-Play mysteries

saya cukup bersyukur bahwa di akhir film tidak akan terkejut dengan twist yang tidak masuk akal. semua hint atau clue sudah ditampilkan sepanjang film ini berlangsung, bahkan saya yakin bisa menebak dengan baik siapa pelakunya. tetapi, seiring dengan itu asumsi saya semakin kabur dan tenggelam dan tersesat, dan INI GUE DIAPAIN WOI!! tapi tenang saja, dibanding itu saya lega karena bahkan endingnya lebih spektakuler dari yang saya bayangkan.

Scoring

Baik itu soundtrack, sound effect maupun voice actress. semua dikerjakan dengan profesional, omega good job madhouse. tetapi yang tidak kalah mengejutkan adalah voice actress yang dapat membakitkan persona karakter bahkan alter ego mami sendiri, saya tidak tahu disuarakan oleh mami atau rumi.big aplus from me, sayang sekali bila impian mima menjadi penyanyi harus sirna ya. 

Suspense, Suspense and More

dari awal cerita sampai pada akhir, penonton serasa tidak diberi nafas  karena banyaknya tekanan yang diberikan kepada mima, penonton yang diajak memahami karakter mima yang dilanda dilema, stres, frustasi dan depresi yang pada akhirnya semakin sakit. hal ini menjadi teror dari mulai awal keputusannya untuk graduate sampai ia yang harus mengalami rentetan tragedi pembunuhan. saya yang melihat kepribadian mima semakin rusak, kembali ingin menyuarakan bahwa tekanan dan diskriminasi sosial bahkan depresi bukanlah perkara yang mudah untuk diatasi. bahkan di akhir film mima  bukan lagi mima yang kita kenal sepanjang film. 

SICK!

film ini benar benar sakit jiwa. setiap karakter dibuat sebajingan mungkin tanpa belas kasihan, bahkan untuk bajingan duo member cham yang tersisa. ini lah yang film ini angkat bahwa keadaan normal/status quo kita ini tidak benar benar sehat, normalnya kitapun terkadang sama bajingannya dengan fans cham. 

Personality Disorder

Personality Disorder disini benar benar diekspose secara eksplisit. lingkungan tidak sehat ini yang pada akhirnya menjadi teror itu sendiri. kita sendiri yang menghancurkan nasib orang lain, lalu berdalih tidak campur tangan. ini benar benar pemerasan emosi seperti empati saya benar benar terpukul, saya juga tak mengerti harus menyalahkan atau mengasihani karakter mana. 

Fanatisme

dan akhirnya kita membahas topik ini, saya sendiri tumbuh dengan stereotipe minoritas di negara ini. walaupun tidak ingin, tapi saya memang sudah sering melihat fanatisan. baik itu terhadap hobi, ideologisnya, idola, atau bahkan dirinya. paham ini sangat berbahaya karena dapat membutakan nalar dan menenggelamkan dalam lautan emosi kecintaan dan kegilaan setelah mengetahui sisi gelapnya. inilah yang cerita ini sodorkan lewat para fans maniak yang berpikir bahwa mima adalah properti miliknya seorang, seolah sakit hati dengan perubahan yang ingin dilakukan mima. mereka tenggelam dalam delusi yang menyesatkan akal pikirannya. ingatlah bahwa tidak ada yang sepenuhnya baik dan benar bahkan payung dan obeng saja bisa menjadi alat pembunuh bukan?  

Badass dementia movia at all.

masalah yang diangkat sebeneranya bukan hal umum dan kerap terjadi di lingkungan sosial, lalu apa yang membuat film ini sangat frustasi? permainan frame to frame bahkan plotnya yang maju mundur seakan membuka lebih banyak kemungkinan jalan cerita ini berkembang, siapa yang tau ternyata selama ini kita hanya dipertontonkan rumi, atau mima sebenarnyalah sang pasien itu. terdengar irasional tapi begitulah film ini berjalan, penonton tidak dibiarkan untuk berpikir lurus berharap semua akan indah pada akhirnya.

CONS

saya tidak merasa ini merupakan kesalahan, lebih tepatnya saya terlalu lambat untuk menyaksikan penderitaan mima. bila dapat menonton film ini lebih awal saya pasti akan kagum dengan animasi dan segala material film yang dibuat sangat visioner. 

Konsklusinya tepat dengan ratingnya ini hanya bisa dinikmati oleh usia 17 tahun keatas, tapi setidaknya kalian harus sudah benar benar berpikir matang sebelum menyaksikannya. saya cukup yakin bahwa pasar film ini sangat luas tetapi bila ingin benar benar menikmatinya maka pikirkan kembali saran saya diatas. tidak cocok untuk para elitsh wannabe tentunya.



terakhir terimakasih telah membaca ulasan saya tentang perfect blue. tinggalkan komen bagi yang sudah menonton atau membaca novelnya.